Thursday, July 15, 2021

Kampungku

KALAU ada yang tak ingin kumelihatnya berubah, sungguh itu bukanlah dirimu. Bukan pula kalian. Bukan kampung lor, kampung wetan, kampung kidul maupun kampung kulon. 

Aku menikmati saat melihat dan merasakan kemajuan kampung serta daerah bahkan negara² lain. Luar biasa. Mereka mampu bertransformasi dgn sangat baik secara fisik dan mental. China misalnya, begitu cepat telah bermetamorfosis menjadi kapitalis tanpa harus membuang komunismenya. Sebaliknya, berapa banyak negara sosialis lainnya yang dirundung perang saudara lalu kolpas akibat perubahan itu.

Aku beruntung pernah merasakan jejak perubahan² itu. Mengarungi separuh lebih keliling Bumi, menginjakkan kaki di Amerika. Pernah pula merasakan dinginnya negeri² subtropis lainnya. Namun, apa pun hebatnya daerah dan negeri² itu, tidaklah sehebat kampungku.

Karena itu, kalau ada yang tak ingin kumelihatnya berubah, itu hanyalah kampungku. Kampung kelahiranku. Satu²nya tempat di muka Bumi ini yang masih menyimpan banyak cerita lama dan kenangan.

Jangan tanya betapa besar hasratku untuk bisa pulang kampung. Sekedar menapak tilas, mungkin. Sekedar agar aku dianggap orang perantauan yang berhasil, mungkin. Sekedar bisa bersapa dengan kawan² sepermainan semasa sekolah dulu. Mungkin sekali. 

Mungkin aku egois. Ingin perubahan di kampung lain kenapa tidak ingin melihat yang sama di kampung sendiri. Kali ini harus kubilang, iya! Jahat, mungkin. 


***

DULU, di pojok gang itu, aku biasa bermain bentik. Ada pula lapangan badminton, tempat kami bermain, merasakan ghirah nasionalisme. Terutama saat² demam Liem Swie King.

Kemana semua bangunan itu? Mana pula teman2 sepermainan yang dulu sering kami mencuri mangga mbok Sirab?

Tak ada lagiah jejakku yang tertinggal di sini?

Aku bertanya² dan terus mengusikku, hingga terdengar adzan Shubuh dari Mushola Jabal Tsur. Astagfirullah, rupanya aku tengah bermimpi.

Tak henti aku mengucap syukur masih diberikan mimpi indah. Setidaknya aku masih memiliki kampung halaman, meski mungkin tersisa hanya dalam mimpi. Aku bersyukur masih memiliki kenangan indah yang tersimpan lama di kampung yang lama tak pernah kuinjak lagi.


Air Hitam, 15 Juli 2021