Ketika semua punya lampu dan merasa berlampu, mestinya tak ada lagi ruas gelap. Tapi entah kenapa di lorong yang dikilati banyak cahaya itu justru aku tersesat. Semua terlihat sama di mataku!
Kadang benderang menyilaukan. Sakit! Cahaya dengan spektrum warnanya yang dulu biasa menari2 lincah indah di depanku, kali ini kasat. Kemanakah ia sembunyi. Panjang pendek gelombangnya pun tak mampu lagi kutangkap dengan mata batinku.
Andaikan aku bisa menjadi gelap, sungguh aku rela. Segelap dark matter yang terkucil, menyendiri di alam semesta. Aku rela.
Setidaknya itu membuatku mampu kembali melihat diriku sendiri. Kamu pun bisa jelas mengenaliku. Aku rela. Meski kau sebut dengan sumpah serapah dan "kasihan" karena telah terjerumus dalam kegelapan maha dalam.
Air Hitam, 3 Juli 2020